Tanpa harus menjadi burung, aku pun bisa terbang
First flight on that day, 06. 30 March 2nd 2013, first flight on 24 years my age. |
Seperti soto atau
sup yang enak dimakan ketika masih panas, atau berita yang enak dibahas ketika
masih baru. Sensasi pertama pun juga lebih mudah diceritakan ketika masih baru
kemarin terjadi. Dengan duduk di posisi yang tepat, Alhamdulillah aku bisa mengambil
beberapa gambar yang aku ingin dari pengalaman 'pertama' ini.
Berada di atas awan, bahkan burung pun sepertinya tidak terbang setinggi ini |
Sungguh manusia
sangat beruntung karena telah mengenal alat transportasi ini. Menempuh
perjalanan lebih dari 600 km dalam waktu hanya 1,5 jam. Entah itu Ibnu Firnas,
atau siapapun yang menginspirasi Wright bersaudara untuk menciptakan pesawat,
aku bersyukur Allah telah memberikan ilham pada mereka hingga akhirnya model
pesawat komersial ini tercipta. Sehingga aku, dan banyak orang lain bisa
merasakan (setidaknya membayangkan) rasanya menjadi burung, walaupun tidak
punya sayap. Merasakan betapa kecilnya manusia dibanding luasnya dunia. Sungguh
manusia itu bukan apa apa, tak ada yang perlu disombongkan apa lagi
dibanggakan.
Garis horizon [?] |
Sepertinya anak gunung krakatau -aku tidak yakin- |
Perjalanan pulangku,
aku sudah membayangkan akan mendapat gambar perfect sunset dari atas awan,
karena perjalanan pulang terjadwal pukul 16.30 dari Pekanbaru dan tiba di Jakarta pukul 18.10. Menjelang
matahari tenggelam. Sayangnya, aku tidak mendapat nomor seat di samping
jendela. Awalnya aku berharap barisku hanya berisi 2 orang sehingga aku bisa
pindah tepat disisi jendela. Tapi, ternyata seat itu terisi. Ya sudahlah,
pemandangan sunset 'perfect' diatas awan itu, hanya terekam dalam memori saja. Tetapi
tetap berkesan. :)
Terimakasih Tuhan,
telah membawa jalan hidupku menjadi seperti ini, sampai menjadi seperti saat
ini.
next, overseas
BalasHapusamin :)
Wuaa! Aamiin
Hapus