Rabu, 17 Oktober 2012

Abu-abu diantara hitam putih


Spasi [1998]

Bagian yang paling terngiang-ngiang di kepala, dan semoga aku diijinkan untuk mengutipnya :
  
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tanpa jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?  

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.  

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras denga jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang. 

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tal ingin tersandung. 

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring bukan digiring.


Filosofi Kopi, Dee.

Penggambarannya tentang pentingnya spasi, atau jarak itu, membuatku berpikir, memang seharusnya ada abu-abu diantara hitam dan putih.

Kamis, 11 Oktober 2012

Fairy Tale


#tangled
 
I do like fairy tale, especially, the part when they said, "... then, prince and princess live happily ever after." as the closing of the story.

Sepertinya kehidupan manusia pun juga sunnahnya demikian pada akhrinya. Dalam hidup yang panjang itu, manusia akan bertemu dan dipasangkan dengan manusia lain, membangun keluarga, dan seperti dalam dongeng, mereka kemudian akan hidup berdua, bahagia, selamanya, hingga maut memisahkan.

Aku pun, sangat, memimpikan kehidupan yang demikian. Suatu saat nanti bertemu dengan seseorang yang seperti "pangeran", yang akan menemaniku. Cukup satu saja, satu yang pertama, yang terakhir, dan untuk selamanya selama raga masih bernyawa. Aku tidak ingin jatuh cinta dengan yang lain, "pangeran " itu saja. Tapi suatu saat aku terlalu terburu-buru sehingga aku menjatuhkan diri pada yang pertama, tanpa meyakinkan diri bahwa dia akan menjadi yang terakhir. Tentunya berharap yang sudah ada, tiada, sangatlah tidak mungkin.  Jadi dengan semua keterlanjuran yang sudah terjadi, aku hanya bisa meyakinkan diri bahwa tidak akan ada yang ke tiga, ke empat, dan seterusnya. Hanya akan ada nanti yang ke dua, semoga. Atau mungkin tuhan memperkenankan impian kecilku terwujud, maka tidak akan tidak mungkin untuk yang tiada itu akan kembali.
Waktu yang akan menemukan jawaban untukku.


" Setiap pertanyaan berpasangan dengan jawaban, untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan hanya waktu." Dee

Sabtu, 06 Oktober 2012

The Closed Book

Sebuah nama sebuah cerita, kalau itu judul album peter pan. Tapi jika bagiku, sebuah kota sebuah cerita.  Menurutku setiap kota membawa kenangan masing-masing untukku. Sekarang jika mengingat atau mendengar kata Purwokerto, seolah-olah telingaku langsung menangkap lagu Bowling for soup, "Highschool never end" di mainkan.

Lain lagi dengan semarang. Mendengar kata semarang, aku menangkap sebuah nama, sebuah cerita, dan sebuah kata. Muda. Di kota itu aku mendefinisikan diriku sebagai seseorang yang muda, mahasiswa, dengan segala atributnya. Aku merasa bebas, lepas. :D

Kebebasanku itu dibuktikan dengan banyaknya tempat yang sudah aku kunjungi, di bandingkan kota lain yang pernah aku tinggali.  Cepatnya aku menghafal jalan, sebagai bukti seringnya aku main di kota ini. Terlalu banyak waktu luang sepertinya. ^^

Karena tempat ini bersejarah, sepertinya aku ingin membuat memoar perjalananku selama 1 tahun 10 bulan di semarang. Bukankah tulisan dan gambar membantu kita untuk mengingat kenangan? Walaupun tidak lengkap, ini akan jadi pengingatku akan masa-masa aku menghabiskan waktu "dewasa muda"-ku.

Entah apa yang paling khas dari kota semarang, tapi aku mulai saja dengan ...
# si "seribu pintu"

## Lawang sewu

## Gereja Blenduk - kawasan kota lama


## Kawasan kota lama, Marba = Marabunta
## Tugu Muda

## Sam Poo Kong

##



Candi II Gedongsongo
"Umbul" Sidomukti
Pohon tahun baru Cafe Buket
Resto yang menyajikan makanan khas semarang, Bandeng Juwana 

 Dan, tempat yang paling sering aku kunjungi di Semarang setelah kos, kampus, dan mol (tentunya)..

Menara Masjid Agung Jawa Tengah
Malam hari di masjid agung
siang hari

menjelang magrib




Kututup buku perjalananku di kota semarang, kumulai ceritaku di kota baru.  

Imam syafi'i, salah seorang imam besar dalam islam berkata, 

"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman.  Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang.  Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa, Jika didalam hutan."