Senin, 11 Agustus 2014

Sendratari Ramayana

Semenjak Mei lalu, ada kumpulan foto yang meminta diunggah. Ini dia, Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana atau dalam tiketnya disebut Ramayana Ballet Prambanan, merupakan pertunjukkan rutin. Yang aku saksikan ini merupakan sendratari yang dipentaskan di teater terbuka, satu cerita penuh dalam satu pertunjukkan. Karena hanya pementasan pada bulan purnama saja yang akan dibagi menjadi 3 episode dalam 3 hari. Keuntungan menonton pada teater terbuka adalah backgroundnya! Kuberitahu kawan, pertunjukkan dengan latar Prambanan dimalam hari itu cantik. :)

Seperti pementasannya yang tanpa kata-kata, aku juga tidak akan berpanjang-panjang cerita. Let's picture do tell the story.





















*****

Minggu, 03 Agustus 2014

Waktu

Kalau kata Einstein, waktu itu seperti karet, elastis. Tergantung dari siapa yang merasakannya, sedetik rasanya bisa seperti satu tahun, satu tahun bisa terasa seperti hanya satu kedipan.

Karena waktu itu terus saja berjalan -dengan atau tanpa kehendakku- kadang aku sendiri sering tidak merasakan nilainya waktu. Maka dari itu mungkin ada anonim yang menulis tentang nilai waktu. Katanya, untuk tahu nilai 1  tahun, tanyakan pada siswa yang gagal dalam ujian kelulusan. Untuk tahu nilai 1 jam, tanyakan pada kekasih yang menanti waktu untuk bertemu, dan untuk mengetahui nilai 1 menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.

Ya, waktu itu berharga, ditiap menit dan detiknya. Pak ustadz kemarin juga berkata, jangan pernah berkata ingin menghabiskan waktu, karena waktu itu akan benar-benar habis, hilang dan tidak bisa diganti, maka manfaatkanlah.

Omong-omong soal manfaat waktu, menurutku bayi dan kanak-kanak lah yang paling pintar memanfaatkan waktu. Lebaran kemarin, aku bertemu Tata, sepupu, umurnya 1 lebih. Sekitar 2 ato 3 bulan yang lalu, Tata masih baru belajar melangkah (belum berjalan). Bergerak dengan iming-iming mainan yang dipegang ibu, ayah atau kakaknya. Kata yang terucap juga baru mbah, mbak, dan ucapan tak jelas. Dua bulan berikutnya, yaitu sekarang. Dia sudah lincah berjalan, tanpa bimbingan. Kata yang diucap juga sudah Bu dan lebih banyak. Selama 2 bulan itu dia menjadi pembelajar ulung, memanfaatkan waktunya untuk memulai cikal bakal mandiri dan membuka jalur komunikasi, dengan berjalan sendiri (literally).

Lalu, diwaktu yang sama, bagaimana denganku?

*hening*

Eh, dalam heningpun ternyata memakan waktu.


***

Lucu maksimal!



This little cute boy, is a gag actor. He deliver his cuteness with his funny way to easy get confused dan forget all things. Even for simple question like, "Vano, sampun papung dereng?". He get confused and ask his friend, "Dede (he call himself) si wis papung urung?"

Gubrak! *emot ketawa guling-guling*