Selasa, 26 Mei 2015

Tawang mangu : sebuah memoar

Bulan ini kami sekeluarga akhirnya menyempatkan mengunjungi kembali kota tempat dulu aku dan adik menghabiskan masa kanak-kanak, Tawang Mangu. Kembali setelah lima belas tahun itu rasanyaa... takjub! Aku tersenyum-senyum sendiri ketika kami berjalan menuju rumah kontrakan kami dulu. Setiap sudut gang itu adalah taman bermainku dan Rafi dulu.  Entah bagaimana perasaan Rafi, karena katanya dia sama sekali tidak ingat lingkungan itu, hanya beberapa katanya.









Hampir semua dilingkungan ini masih sama, hanya berubah lebih bagus. Grojogan Sewu, Pasar tawang mangu, Toko Saya, dan terminal masih ada dan berubah lebih bagus. Aku mengingat Toko Saya karena setiap sebulan sekali bapak mengunjungi kami (Mama, aku dan Rafi) pasti  mengajak beli es krim di Toko Saya.  Toko bangunan disamping gang sudah berubah menjadi koperasi. Rumah-rumah disana hanya beberapa yang mengalami perbaruan, ada juga bahkan yang ditinggalkan. Dalam perjalanan beberapa tetangga mengenali kami, mengenali Mama tentunya, sebagian besar sudah lupa wajahku dan Rafi  (tentu saja, aku Rafi umur 11 dan 3 waktu itu, muka kami pasti berubah). Cerita mengalir tentang bagaimana kami dulu, keseharian kami dan hal-hal yang berkesan yang masih teringat sampai sekarang. Tentang beberapa teman yang sudah pindah dan kemudian eyang-eyang yang sudah meninggal.  Aah... Jadi begini rasanya reuni setelah bertahun-tahun tak bertemu dan tak ada komunikasi.


"Aku nggak inget apa apa, mbak, tapi nggak tau seneng rasanya hari ini" kata Rafi. Ya, aku pun senang. Tawang mangu menempati sudut tersendiri di ruang memori. Selamanya akan selalu teringat sebagai tempat bermain selama 4 tahun yang menyenangkan. Kami punya sodara jauh yang masih mengingat kami betapapun lamanya kami tak kembali.

Eh, Perjalanan itu juga mengingatkanku dengan waktu yang sudah berlari secepat pertumbuhan tinggi Rafi yang dulu hanya setinggi pusar. Juga usia Bapak dan Mama yang sampai setengah abad tahun ini.



Terimakasih Tuhan, kami masih bisa bersama seperti ini. Semoga bisa bersama seterusnya, dan bapak mama mendapat semua yang masih menjadi keinginan beliau di usia mereka yang mencapai angka 50 ini.


*ditulis pada hari ulang tahun bapak, 24 Mei

Minggu, 03 Mei 2015

Song of the Day

"Aku, kamu dan cerita kita, ditemukan dalam kasih sayang semesta..." Filosofi dan Logika -- Glenn Fredly

Selepas menonton filosofi kopi kemarin, masih ada beberapa lagu yang terngiang-ngiang di kepala. Lagu itu begitu menggelitik, membuat gemas. Kenapa? Karena liriknya. :)


 


 

Jumat, 01 Mei 2015

Kamu

Ada jeruk, anggur, apel, aku mengambil mangga. Kenapa? Ya, setelah menimbang-nimbang sepertinya aku lebih membutuhkan mangga. 
Ada mobil, motor, aku memilih sepeda. Kenapa? Ya itu pilihan.

Lalu seperti biasa, bahkan ketika sudah mengupas mangga ternyata kudapati bagian ujungnya masih masam. Ketika memilih sepeda, datanglah hujan, tak lama kemudian hari berubah cerah seketika. Sehingga akhirnya membayang-bayangkan apa rasanya menaiki mobil dicuaca yang mudah berubah ini.

Saat itu, siapa yang paling membuatku ragu dengan pilihan? Ternyata tak lain, hanya kamu. Iya, kamu, yang ada dihadapan ketika bercermin.