Kemana saja, yang
penting jalan-jalan. Setelah 3 minggu berturut-turut tidak merasakan libur di
hari sabtu, juga minggu. Rasanya aku benar-benar butuh liburan. Bukan libur
yang tinggal di rumah saja, tapi jalan-jalan, harus. Dulu, ketika masih kuliah
aku pernah merasa heran dengan beberapa teman yang aku anggap memiliki tenaga
extra. Sudah bekerja full 5/7 hari, 8/24 jam, dia selalu masih punya tenaga
untuk main di akhir pekan. Dalihnya, 5 hari itu kan sudah duduk saja, capek
pikiran bukan capek badan. Jadi kalo akhir pekan harus main, buat refreshing.
Ternyata dia benar, sekarang aku merasakannya (membutuhkannya).
Namun, Jakarta bukan
tempat yang menawarkan banyak tempat wisata yang menarik, hanya pusat
perbelanjaan yang paling banyak, sehingga bingung mau kemana, akhirnya kami
memutuskan main ke tempat yang belum pernah kami kunjungi, Seaworld di kawasan
Ancol.
Piknik ala anak SD
nih, begitu pikirku begitu mendengar kata Seaworld, dan hal itu terbukti ketika
mengantri membeli tiket, paling banyak adalah pasangan ibu, bapak, beserta anak
mereka. Haha, banyak anak kecil. Okey, tak apa. :D
Setelah merasakannya sendiri, ternyata keindahan seaworld tidak seperti yang banyak diiklankan di Televisi. Ekspektasinya, aku akan merasakan berjalan di bawah laut, di rongga yang seperti selang, dengan warna air biru cerah di sekelilingnya. Tetapi ternyata, kami berada di akuarium raksasa, dengan 15 ribu liter air, dan 35 ribu spesies ikan. Walau begitu, tetap menyenangkan rasanya melihat sejumlah ikan-ikan besar, Ikan pari, hiu, melintas di atas kepala, seperti berjalan didalam air. Hanya satu yang disayangkan, warna airnya, agak keruh dan semu hijau.
Selesai berkeliling,
aku tertarik dengan kerumunan orang di dekat 'jendela' akuarium utama.
Ternyata, pukul 14.00 adalah waktu bagi ikan-ikan di akuarium utama tersebut
untuk diberi makan, proses pemberian makan tersebut ternyata dijadikan atraksi
tersendiri, karena waktu itu ikan akan berkumpul mendekati para penyelam yang
membawa makanan, dan proses tersebut bisa kami lihat melalui 'jendela'
itu. Sembari menunggu para penyelam
masuk, acara di pandu oleh seorang MC, yang bertugas menjelaskan acara
pemberian makan ini. Kemudian sambil bercanda-canda dan menawarkan hadiah, MC
meminta salah seorang anak kecil maju kedepan.
Aji namanya, aku
menaksir usianya mungkin 3-4 tahun, sudah lancar berbicara, tapi sepertinya
lebih banyak dia belum tahu apa yang dia sendiri bicarakan. :D
"Aji datang
kesini sama siapa?" MC bertanya.
"Sama ibu,
ayah, adik" jawab Aji polos.
"Ayah, ibu,
adik itu siapa nya Aji? Keluarga ya?"
"emmm...Iya"
"Wah, berarti
Aji sudah berkeluarga dong"
"Iya"
Masih dengan muka polos, dan *grrrr* hadirin sudah mulai tertawa.
"Kalo sudah
berkeluarga, anaknya ada berapa?" ternyata MC itu memang sengaja bercanda.
" Satu"
"Wah, kalo
istri? Ada berapa?"
" Dua"
Grrrrrr, penonton mulai tertawa.
"Wah, poligami
yah, kalo cucu nya berapa?"
"Sembilan" terdengar seluruh penonton tertawa.
Haha, betapa polosnya jawaban Aji, tapi entah bagaimana pas dengan yang
dimaksud MC. Sepertinya piknik ala anak SD ini cocok untukku. :D
Acara berlanjut, Aji sudah memperoleh sticker Seaworld yang dia inginkan, kemudian, para penyelam sudah masuk ke dalam, dan yang selanjutnya adalah menonton aksi pemberian makan tersebut.
Selesai sudah, kemudian kami keluar.
Oh ya, Satu lagi yang kuingat. Aku memuji strategi mereka dalam mengelola tempat ini, yaitu ketika keluar. Pintu keluar dari area Akuarium didesign langsung masuk ke toko aneka souvenir, seperti boneka binatang, T-shirt dan lain-lain. Kalo misalnya aku berusia 4-8 tahun pasti aku akan langsung meminta ibu untuk membelinya. Benar-benar strategi tepat yang menjual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar