Dream it and make it happen
Sewaktu masih kecil,
masih SD, ketika ditanya ingin menjadi apa suatu saat nanti aku akan menjawab
dengan lantang, "Jadi Dosen".
Ketika ditanya ingin kuliah dimana, aku juga menjawab dengan lantang,
"di UGM ". Jawaban tersebut, seperti semacam mimpi, mimpi masa kanak
yang sebenarnya, sampai sekarang pun aku masih menginginkannya. Tetapi entah,
semakin bertambahnya usia, langkah-langkahku bergerak seakan menjauhi mimpi
itu. Tujuan-tujuan itu tidak berjalan lurus, sehingga nasib seakan membawaku
bukan kuliah di UGM, dan belum pula menjadi Dosen.
Kemudian mulai dari
saat itu, aku seperti menurunkan target ku, menjadi target-target kecil yang
bisa aku capai, menuliskan mimpi-mimpi
kecil lainnya yang lebih mudah untuk aku raih. Membeli ini itu dengan hasil kerja
sendiri, menjelajah, pergi ke suatu tempat. Dan setelah beberapa dari target
itu pula bisa tercapai, rasanya seperti dalam mimpi. Jika target itu aku anggap
sebagai mimpi, lalu hari-hari ketika kita sedang menjalani mimpi-mimpi tersebut
, akan disebut bagaimana? Mungkin boleh jika aku bilang, hidupku jadi seperti
dalam mimpi.
Suatu ketika, aku
mendapat tugas untuk mengikuti sebuah kegiatan forum diskusi bersama Quraisy
Shihab. Aku, adalah penggemar beliau, mungkin bisa dibilang tokoh idola.
Satu-satunya Dai yang aku sukai hanya beliau. Sangat umum bagi para penggemar
untuk ingin bertemu dengan yang diidolakan, tentusaja. Termasuk aku. Dan ketika
aku mendapat tugas untuk mengikuti forum diskusi bersama beliau. Sesuatu yang
meilntas dikepalaku adalah aku akan bertemu, berada dalam satu meja meja, yang
berjarak tidak lebih dari 4 meter dengan beliau! Tanpa aku harus berusaha!!
Betapa aku memang sedang berada di dunia
mimpi sepertinya. Mimpi-mimpi itu sedang aku jalani!
Allah sepertinya
sungguh sedang memberi nikmat padaku lebih-lebih. Aku berangkat ke tempat acara
sambil bertanya-tanya, sungguh mimpi itu sebenarnya mudah.
Tetapi ternyata
Allah ingin mengajari untuk perlu banyak usaha untuk mewujudkan mimpi. Ketika
aku sudah sampai di tempat pertemuan, 15 menit sebelum acara dimulai, pembawa
acara menerima telpon dari Quraisy Shihab yang mengatakan bahwa beliau tidak
bisa hadir karena harus menguji. Seketika aku tersenyum, ternyata aku masih di
dunia nyata, belum menjalani hidup seperti dalam mimpi. Tak semudah itu.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar