Teringat aku dengan
hari-hari semasa akhir duduk di bangku SD dan SMP. Saat itu aku menghabiskan waktu libur kenaikan kelas
lima SD dengan ikut menginap di tempat kos bulik
Rob (Adik bungsu Mama) yang
sedang kuliah di Yogyakarta. Disana aku menemukan tumpukan majalah Annida. Masa
itu adalah masa ketika majalah masih banyak dikoleksi dan cerita
bersambung masih menarik perhatian pembacanya. Diantara berbagai koleksi cerita,
serial dan cerbung di majalah itu, ada satu cerita serial yang menarik
perhatianku. Serial itu berjudul La tansa cafe ditulis oleh Nurul F Huda.
Sekali membaca aku langsung suka dengan tokoh-tokohnya. Tentu saja, setelahnya
aku membongkar tumpukan majalah Annida demi membaca satu-satu serialnya di
setiap edisi. Karena adanya serial itu pula aku melanjutkan
mengoleksi Majalah tersebut sampai SMP, walaupun nggak lengkap juga, sih. Akhirnya aku seperti mengenal tokoh-tokoh dan
cafe tersebut. Singkatnya, Latansa male cafe adalah tempat tongkrongan anak
muda. Usaha itu dibangun oleh 5 mahasiswa yang tinggal di Jogja. Kafe itu
adalah Kafe khusus laki-laki, dan dikelola oleh Hari, sang manager, Adjie yang
tampan dan kaya, Arief, yang bijak, Jimmy, bendahara yang perhitungan, dan Fely, pria tipe metroseksual yang
pandai menyanyi. Dalam bayanganku waktu itu mereka adalah mahasiswa keren yang
adorable dan-karena setiap bulan ada cerita baru tentang mereka-rasanya mereka
memang nyata ada. Pada masa SMP sekitar tahun 2000-an, jamannya waktu itu idola
remaja berkisar pada anggota band Sheila on 7 atau Westlife dan 'N Sync yang waktu itu sedang tenar, aku memiliki
idola lain yaitu 5 tokoh di serial itu. Seandainya mereka memang benar ada,
sungguh waktu itu aku sangat mengidolakan dan ingin bertemu mereka. Aneh
memang. Haha. Tapi tentu saja hal itu tidak berlangsung lama. Waktu berlalu,
aku beranjak SMA, ada lebih banyak tokoh idola muncul dengan bertambahnya komik
dan novel yang aku baca. Jadi bisa disimpulkan hobi masa remajaku adalah
terpesona pada tokoh dari novel yang aku baca. *tepok jidat* :D Never ending
day-dreaming.
***
Jauh hari setelah
masa itu, melewati masa mengidolakan seseorang sesungguhnya didunia nyata, aku
mengenal seseorang. Seseorang yang
setelah sekian lama berkomunikasi baru kuketahui ternyata dia pun mengelola
sebuah depot makan jauh di sebuah kota di benua lain sana dengan nama Latansa
juga. Herannya depot lesehan itu juga
semua personilnya laki-laki dan mahasiswa. Suatu saat dalam percakapan tentang kesehariannya
itu dia menyertakan sebuah foto.
Saat itu aku seperti
tersengat aliran ingatan tentang serial La Tansa Cafe tersebut, teringat
dengan rasa pengidolaanku pada tokoh-tokohnya. Cerita selanjutnya mengalir
tentang keseharian utamanya tentang Latansa dan cerita-cerita dibaliknya.
Mendengarnya aku tersenyum-senyum sendiri, "Aku jatuh hati dengan
kebetulan ini." Ceritanya seperti membangunkan kembali naga mimpi yang
sedang tertidur lama. Aku melihat tokoh
dalam mimpi siang bolong-ku dulu itu, pada dirinya. How coincidence it
was.
Eh, adakah yang benar-benar kebetulan di dunia ini?