Lampu merah
pertigaan Sokaraja, 11.20 WIB
Turun dari angkutan
bis ekonomi Pemalang -Purwokerto, aku bersiap berjalan yang lamanya paling
sekitar 10 menit. Ingin menghemat waktu barang 30 menit, makanya aku
memillih berjalan ke tempat agen bus, alih-alih duduk saja sampai terminal.
Ransel dipundak, masker terpakai, jaket kututupkan dikepala. Matahari terik, aku berjalan sambil
menunduk dan menginjak bayanganku sendiri. Menikmati berjalan, aku play musik
di kepala lalu bernyanyi dalam hati. Tiba di jembatan, mataku menangkap laju
air sungai dari sela lempengan beton, maka pandanganku mengikuti aliran airnya.
Kemudian ditengah aliran sungai itu kulihat tubuh manusia, sedang mandi
rupanya. Ah laki-laki pula! Kualihkan pandangan segera kembali ke jalan raya,
musik dikepala seketika berhenti.
Fokus berjalan, aku
tak lagi menunduk, lebih berhati-hati karena jalan ini tidak bertrotoar.
Trotoar penuh pedagang sehingga aku berjalan di bagian jalan raya. Tak akan
lama lagi, pikirku. Samar-samar dari
kejauhan aku lihat seseorang berjalan agak cepat kearahku. Semakin mendekat
semakin jelas, kalo tubuhnya kotor, berantakan, dan tak ada kain selembar pun
dibadannya! Ya Allah apalagi ini..
>,< Aku mempercepat langkah
dan berjalan semakin ketengah, sambil menutupkan jaket kemuka. Dan orang gila itu lewat begitu saja, aku
menarik nafas panjang. Laki-laki penjual
ayam goreng pinggir jalan yang menjadi saksi adegan tadi menyapaku sambil
tertawa-tawa.
Kalau 10 menit
perjalanan klenteng menuju agen bis di sokaraja tadi dalam narasi drama,
mungkin aku akan menabrak tak sengaja seorang pangeran yang sedang menyamar
jadi rakyat jelata. Haha. Tapi ini kehidupan nyata, makanya, aku malah bertemu
dua laki-laki tak berpakaian! Haha, Hari
apaaa ini -,-