Selasa, 01 Januari 2013

Tak Semudah Itu


Dream it and make it happen

Sewaktu masih kecil, masih SD, ketika ditanya ingin menjadi apa suatu saat nanti aku akan menjawab dengan lantang, "Jadi Dosen".  Ketika ditanya ingin kuliah dimana, aku juga menjawab dengan lantang, "di UGM ". Jawaban tersebut, seperti semacam mimpi, mimpi masa kanak yang sebenarnya, sampai sekarang pun aku masih menginginkannya. Tetapi entah, semakin bertambahnya usia, langkah-langkahku bergerak seakan menjauhi mimpi itu. Tujuan-tujuan itu tidak berjalan lurus, sehingga nasib seakan membawaku bukan kuliah di UGM, dan belum pula menjadi Dosen.

Kemudian mulai dari saat itu, aku seperti menurunkan target ku, menjadi target-target kecil yang bisa aku capai,  menuliskan mimpi-mimpi kecil lainnya yang lebih mudah untuk aku raih. Membeli ini itu dengan hasil kerja sendiri, menjelajah, pergi ke suatu tempat. Dan setelah beberapa dari target itu pula bisa tercapai, rasanya seperti dalam mimpi. Jika target itu aku anggap sebagai mimpi, lalu hari-hari ketika kita sedang menjalani mimpi-mimpi tersebut , akan disebut bagaimana? Mungkin boleh jika aku bilang, hidupku jadi seperti dalam mimpi.

Suatu ketika, aku mendapat tugas untuk mengikuti sebuah kegiatan forum diskusi bersama Quraisy Shihab. Aku, adalah penggemar beliau, mungkin bisa dibilang tokoh idola. Satu-satunya Dai yang aku sukai hanya beliau. Sangat umum bagi para penggemar untuk ingin bertemu dengan yang diidolakan, tentusaja. Termasuk aku. Dan ketika aku mendapat tugas untuk mengikuti forum diskusi bersama beliau. Sesuatu yang meilntas dikepalaku adalah aku akan bertemu, berada dalam satu meja meja, yang berjarak tidak lebih dari 4 meter dengan beliau! Tanpa aku harus berusaha!! Betapa  aku memang sedang berada di dunia mimpi sepertinya. Mimpi-mimpi itu sedang aku jalani!

Allah sepertinya sungguh sedang memberi nikmat padaku lebih-lebih. Aku berangkat ke tempat acara sambil bertanya-tanya, sungguh mimpi itu sebenarnya mudah. 

Tetapi ternyata Allah ingin mengajari untuk perlu banyak usaha untuk mewujudkan mimpi. Ketika aku sudah sampai di tempat pertemuan, 15 menit sebelum acara dimulai, pembawa acara menerima telpon dari Quraisy Shihab yang mengatakan bahwa beliau tidak bisa hadir karena harus menguji. Seketika aku tersenyum, ternyata aku masih di dunia nyata, belum menjalani hidup seperti dalam mimpi. Tak semudah itu..  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar