Minggu, 27 Oktober 2013

Kangen! Masih Boleh kan?


Teman itu seperti bintang, kadang terlihat, kadang tidak, tetapi kita tahu mereka ada disana 

~Confeito



Lima puluh delapan hari! Ya, hampir dua bulan sudah, aku pindah ke Yogyakarta. Meninggalkan Jakarta saja tentu akan sangat lebih mudah dari pada ketika harus meninggalkan teman-teman yang ada disana. Masih sering aku terbangun di pagi hari,  terduduk di tempat tidur dan tiba-tiba sangat merindukan teman-teman dan suasana disana. Kemudian terakumulasi, dan sungguh aku rindu kalian!

Tetapi mau bagaimana  lagi, hidup ini memang seperti perjalanan. Berpindah-pindah dari jalur satu ke jalur lainnya. Mungkin disuatu saat kita beriringan, berlawanan arah, mungkin juga bersinggungan dan beririsan. Kebetulan persinggungan  kemarin itu adalah sebuah kotak transit raksasa bernama Jakarta. Meski kadang zona nyaman itu melenakan, tapi kita tetap harus melanjutkan perjalanan bukan? Aku berjalan  kesini, kalian kesana, jalan itu akan terpisah, dan berbeda arah, entah dimana akan bersinggungan lagi.

Maka, alih-alih selamat tinggal, aku lebih senang mengatakan sampai jumpa. Sampai  berjumpa lagi kawan, sampai jalan kita dipersinggungkan kembali, sampai hidup kita beririsan lagi...
#abegekeppoh*

#tenants cwawakan*
Tim Hore IBI


PS: Kangen banget! Masi boleh kan ya? T.T

***
*dinamakan seperti nama group dalam WA

Sabtu, 26 Oktober 2013

Katanya tentang Jatuh Cinta


"Seharusnya ada cara lebih efisien, singkat dan ringkas untuk jatuh cinta. Tanpa harus bertele-tele memelihara perasaan," kata si perempuan, lantas menyeka ingus dari hidungnya. "Dengan katalog lalu memesan via telpon. Lantas menjalani hidup sebisanya, sekuat cicilan, jika mampu bahagia jika tidak ya lepaskan. Tanpa beban."

Apel dan Empat Kepala, Arman Bustoni

Minggu, 13 Oktober 2013

Aku dan Bayang


Waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi
matahari mengikuti di belakang. 

Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri 
yang memanjang di depan. 

Aku dan matahari tidak bertengkar 
tentang siapa diantara kami yang telah menciptakan bayang-bayang. 

Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar 
tentang siapa diantara kami yang harus berjalan di depan.



Sapardi Djoko Damono