Rabu, 17 Oktober 2012

Abu-abu diantara hitam putih


Spasi [1998]

Bagian yang paling terngiang-ngiang di kepala, dan semoga aku diijinkan untuk mengutipnya :
  
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tanpa jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?  

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.  

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras denga jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang. 

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tal ingin tersandung. 

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring bukan digiring.


Filosofi Kopi, Dee.

Penggambarannya tentang pentingnya spasi, atau jarak itu, membuatku berpikir, memang seharusnya ada abu-abu diantara hitam dan putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar